Diposkan pada seuntai cerita anak indonesia.........selamat datang

MEDIA MEMBACA KREATIF, MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI

Pada manusia, bahasa merupakan suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melalui daya cipta tersebut, diharapkan manusia dapat menciptakan berbagai macam kalimat yang bermakna dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas. Dengan demikian, bahasa pada manusia merupakan upaya kreatif yang tidak pernah berhenti (Dhieni, 2018 ; 1.3). Selama manusia hidup akan selalu membutuhkan bahasa untuk berinteraksi dengan manusia lainnya.

Badudu (dalam Dhieni, 2018) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Dari beberapa pengertian di atas pengertian bahasa dapat disimpulkan sebagai alat untuk menyampaikan keinginan, pesan atau maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang lain tersebut mampu memahaminya. Bahasa yang digunakan dalam keseharian biasanya disesuaikan dengan adat kebiasaan setempat. Baik bahasa resmi suatu negara maupun bahasa daerah masing-masing individu.

Perkembangan bahasa memiliki empat cakupan, yaitu (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis. Menyimak dan berbicara termasuk dalam kategori bahasa lisan, sedangkan membaca dan menulis termasuk kategori bahasa tertulis. Menyimak dan membaca dapat digolongkan menjadi bahasa reseptif. Membaca dan menyimak saling berhubungan. Menyimak memiliki makna mendengar dengan teliti kata-kata yang diucapkan oleh orang lain yang sedang berbicara. Dikatakan reseptif karena, baik menyimak maupun membaca, orang harus menerima dan mencoba menangkap pesan yang disampaikan oleh si pembicara atau si penulis. Demikian sebaliknya, berbicara dan menulis termasuk kategori bahasa produktif karena baik si pembicara ataupun si penulis harus menuangkan ide gagasannya secara lisan ataupun tertulis supaya dapat dipahami oleh si penyimak dan si pembaca.

Cukup banyak media pembelajaran yang dapat digunakan guna meningkatkan kemampuan bahasa anak-anak usia dini. Alat permainan edukatif (APE), juga dikenal sebagai permainan pembelajaran dengan mengambil keuntungan dari prinsip dan teknologi permainan untuk menciptakan materi pendidikan. Selama proses pembelajaran guru dituntut terampil dalam mengkaitkan kegiatan pembelajaran dengan konsep-konsep yang harus disajikan dalam suasana yang menyenangkan.

Dunia pendidikan memiliki berbagai macam media sebagai alat pembelajaran yang selanjutnya lebih dikenal dengan istilah Alat Pembelajaran Edukasi (APE). APE merupakan alat permainan yang dapat menstimulasi panca indera dan kecerdasan anak yang meliputi penglihatan, penciuman, pengecapan, perabaan, dan pendengaran. APE sangat bervariatif dan tidak harus mahal. APE yang baik adalah alat permainan edukasi yang bisa digunakan oleh anak dan mengandung unsur pendidikan. Mudah dimainkan dan aman untuk anak.

Beberapa contoh APE yang ada di KB adalah balok, lego, bola, papan titian, dekak-dekak, buku bergambar, puzzle, kotak pasir, papan geometri, bowling, dan media alphabet. Alat permainan out door biasanya berupa papan luncur, mangkok putar, tangga majemuk, ayunan, jungkitan, dan beberapa alat permainan lainnya.

APE  ular tangga sangat menarik. Salah satu kelebihan pokok adalah pada visualisasi yang menyenangkan dapat mengaktifkan semua indera anak sehingga stimulasi yang masuk dapat dengan mudah dicerna, anak memperoleh pemahaman dan kebermaknaan bagi hidupnya. APE ular tangga bertujuan untuk membentuk kemandirian, karena merupakan media pembelajaran yang memiliki pola learning by doing. Berdasarkan pola tersebutanak sebagai pemain dituntut untuk belajar sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Seiring berkembangnya teknologi, memainkan Ular Tangga secara langsung jarang dilakukan anak kecil saat ini. Pesan dari permainan ini adalah manusia perlu melakukan perbuatan baik setahap demi setahap. Pemain juga harus menghadapi ular yang menyimbolkan keburukan dan tangga sebagai simbol kebaikan.

Kali ini penulis membahas tentang ular tangga berbentuk besar (Raksasa). Dikarenakan Keaktifan anak merupakan faktor utama dalam proses belajar dan keterampilan proses merupakan kemampuan anak dalam memperoleh informasi, struktur pengetahuan, dan perkembangan dirinya, maka keaktifan dan keterampilan proses anak pada penelitian ini diamati. Anak akan berperan sebagai pion.

Keberhasilan belajar tidak hanya dilihat dari kemampuan anak menyelesaikan tes yang diberikan pada akhir suatu pembelajaran, tetapi perlu memperhatikan kemampuan anak dalam mengikutitahap-tahap pembelajaran. Jadi kemampuan yang ditunjukkan oleh anak selama proses pembelajaran berlangsung, perlu dipertimbangkan untuk menentukan keberhasilan belajar anak dalam meningkatkan kemampuan bahasa.

Penulis beberapa waktu yang lalu menciptakan UTABA Raksasa guna penelitian untuk tugas kuliah dengan bentuk seperti di bawah ini :

Apabila diamati dengan seksama, ada beberapa manfaat dari permainan Ular Tangga untuk perkembangan pengetahuan anak usia dini antara lain :

Pertama, permainan ini mampu melatih keterampilannya dalam menghitung jumlah angka (titik) yang keluar (terlihat) dari dua buah dadu.

Kedua, UTABA bermanfaat bagi perkembangan anak karena hal ini dapat melatih emosi anak. Bila anak berada di petak ular yang mengharuskannya turun ke bawah, berikan semangat agar anak tidak menyerah. Sebaliknya, saat anak mendapat giliran berada di petak tangga yang mengantarkannya menuju petak atas, berikan nasihat agar ia tidak sombong dan cepat merasa cepat puas. Hal tersebut merupakan cara sederhana memberi contoh pada anak bahwa terkadang kehidupan itu berada di atas dan di bawah.

Ketiga, ular tangga mengajarkan anak untuk terus berusaha meraih target. Karena permainan papan ini biasanya berpetak 100, maka anak akan berusaha untuk bisa mencapai petak ke 100 tanpa berbuat curang.

Keempat, UTABA RAKSASA menggunakan anak sebagai pion yang bergerak sehingga anak akan secara tidak langsung melatih motorik kasarnya.

Kelima, meningkatkan kemampuan bahasa karena cara bermain UTABA menggunakan kelompok anak yang terdiri dari 3 anak. Diharapkan masing-masing anak dapat saling bekerjasama dalam menyimak perintah, membaca huruf/ suku kata/ kata, mendengar bacaan teman serta menulis kata sederhana.

Keenam, menciptakan suasana bermain sambil belajar untuk mengurangi kebosanan anak.

Permainan asyik ini bisa di pesan lo…. Ada ukuran raksasa dan ada ukuran mini. Yuk…..ciptakan media pembelajaran yang menyenangkan untuk para penerus bangsa…..